Selasa, 12 Mei 2009

SBY Tidak Akan Mencabut Tunjangan Profesi Guru

SBY Tidak Akan Mencabut Tunjangan Profesi Guru
by MAJALAH.KOMUNITAS
04/04/2009 - 14:16
Di Acara Silaturahim dengan 4.500 Pendidik
SBY bersama Mensesneg Hatta Rajasa, Menkokesra Abu Rizal Bakri, Mendiknas Bambang Sudibyo dan Ceo Jawa Pos Grup Dahlan IskanSURABAYA - Para pendidik penerima dan calon penerima tunjangan profesi guru boleh tersenyum. Di hadapan para guru se-Jawa Timur peserta program Untukmu Guruku 2009 tadi malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjamin tidak akan mencabut tunjangan profesi bagi para pendidik. ''Isu yang mengatakan bahwa tunjangan profesi guru akan dicabut sama sekali tidak benar,'' kata SBY disambut tepuk tangan sekitar 4.500 guru yang memadati gedung DBL Arena, Surabaya. Dikemas dengan acara bertajuk ''Silaturahim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan 4.500 Guru'', hadirin adalah para peserta program Untukmu Guruku 2009 yang dihelat harian Jawa Pos sejak tiga bulan lalu. Tadi malam adalah puncak acaranya.SBY dalam sambutannya menceritakan, gara-gara isu yang menyatakan tunjangan profesi guru dicabut, dia sampai menggelar rapat mendadak sebelum bertolak mengikuti KTT G-20 di London, Inggris. ''Pada 30 Maret lalu, satu jam sebelum terbang meninggalkan Jakarta menuju Inggris, saya memimpin rapat kecil di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma,'' kata SBY. Hadir dalam rapat itu Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan beberapa menteri yang lain. SBY menegaskan, tidak ada pembatalan tunjangan profesi guru. Bahkan, dia menjamin tunjangan tersebut tetap dicairkan secara konsisten, sejalan dengan penerimaan pendapatan. Seperti diberitakan, kabar pencabutan tunjangan profesi itu muncul ketika ada Surat Menkeu No S- 145/MK05/2009 tertanggal 12 Maret yang menyatakan, jika sampai akhir Juni 2009 peraturan pemerintah (PP) dan peraturan presiden (perpres) mengenai tunjangan profesi guru dan dosen belum ditetapkan, pembayaran tunjangan profesi sementara dihentikan. Kemudian, tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok per bulan yang telanjur dibayarkan akan dipotong secara bertahap dari gaji guru sesuai ketentuan.Kabar tersebut sempat meresahkan para guru. Misalnya, guru di Gunung Kidul, Jawa Tengah. Mereka bahkan sampai tak bisa berkonsentrasi mengajar begitu mendengar kabar tersebut (Jawa Pos, 31 Maret 2009). Beberapa hari kemudian pemerintah melalui Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan tidak akan mencabut tunjangan profesi guru. Artinya, tunjangan itu tetap akan dicairkan. Dan, tadi malam jaminan tidak akan mencabut tunjangan profesi guru disampailan langsung Presiden SBY di hadapan ribuan guru. SBY menambahkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. Hal itu dilakukan sejak pertama dia mengemban amanah. Beberapa minggu setelah dilantik, Mendiknas Bambang Sudibyo mendatangi ruang kerja SBY. ''Intinya, membicarakan bagaimana menempatkan guru di tempat yang mulia,'' jelas SBY.Selain itu, bagaimana kesejahteraan guru menjadi semakin baik. Karena itulah, muncul gagasan untuk menjadikan guru sebagai profesi sejak 2005. Bukan hanya itu, peraturan pemerintah tentang pendidikan, wajib belajar, dan semua aturan terus berlanjut untuk mendukung kebijakan tersebut.''Saya ingin pemerintah konsisten. (Tunjangan profesi) Harus berlanjut. Jangan diubah-ubah, nanti membingungkan rakyat,'' kata SBY yang sepulang mengikuti KTT G-20 langsung ke Surabaya. Salah satu yang dilakukan adalah terus memperbaiki kesejahteraan agar terus meningkat. Saat memberikan sambutan, SBY sempat berkelakar dengan menyinggung gajinya yang tidak pernah naik meski menjadi presiden menginjak tahun kelima. ''Ngomong-ngomong, gaji saya belum pernah naik. Tapi, tidak apa-apa. Yang penting gaji guru naik dulu. Biar semua untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Orang seperti saya nanti saja,'' kata SBY yang disambut tepuk tangan meriah para guru.Menjelang akhir sambutannya, dia memberikan pesan dan harapan kepada guru-guru di Jawa Timur. Sesuai dengan singkatannya, lanjut SBY, guru adalah digugu (dipercaya, Red) dan ditiru. Menurut dia, jika omongan seorang guru dan nasihatnya diterima serta dijalankan, berarti telah menjadi guru yang baik. Untuk bisa demikian, seorang guru harus memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik. ''Jika hal itu bisa dipraktikkan, watak dan pemahaman bangsa ini makin maju. Syaratnya, bisa digugu dan ditiru,'' ucapnya.Bahkan, lanjut dia, lebih hebat lagi kalau guru bisa berinovasi dan mencetak prestasi. Menurut dia, itulah yang dinamakan guru plus. Yaitu, bisa digugu, ditiru, dan mencetak prestasi yang membanggakan. ''Dan, Jawa Pos telah melakukan itu,'' tambahnya. SBY juga sempat memuji dan mengucapkan terima kasih kepada CEO Jawa Pos Dahlan Iskan. Sebab, Jawa Pos, kata SBY, telah berupaya memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan serta pengajaran termasuk kesejahteraan guru. ''Saya menilai, Jawa Pos pun terus melakukan kegiatan yang sangat penting ini,'' tambahnya. Termasuk, lanjut ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu, upaya mendorong pemerintahan yang baik agar lebih cepat hadir di negeri ini. Yaitu, melalui Otonomi Awards. Menurut dia, jika pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga lokal baik, bersih, dan tidak korupsi, negara ini akan semakin maju dan sejahtera. ''Saya senang Jawa Pos Group karena peduli dengan pemerintahan yang baik,'' tandasnya.Selain didampingi Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono dan putranya, Edy Baskoro Yudhoyono, SBY hadir di acara yang dimulai pukul 19.00 itu bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Mereka, antara lain, Mensesneg Hatta Radjasa, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, dan Menkominfor M. Nuh. Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan istri juga hadir mendampingi presiden. (jawapos/eko/sha)

Senin, 11 Mei 2009

Ujian Nasional dan Ujian Sekolah

Ujian Nasional yang dilaksanakan sejak tanggal 27 s.d 30 April 2009, di SMP Negeri 2 Kotabaru betjalan dengan lancar dan tertib. Dihari yang ketiga pemantau Independent dari Provinsi dan Kabupaten menyempatkan diri untuk berkunjung ke lokasi pelaksanaan ujian . Sementara Ujian Sekolah dilaksanakan selama 2 hari dan ujian praktik selama 6 hari. Pengumuman hasil ujian nasional menurut POS Pengumuman Hasil Ujian akan di umumkan pada sekitar minggu ketiga bulan Juni 2009. Ujian tahun 2009 ini dengan komposisi panitia
* Maria Herniati ( Kepala Sekolah / Penaggung Jawab )
1. Abdurrasyid, S.Pd ( Ketua )
2. Askaruddin, S.Pd ( sekretaris I)
3. Sri Jumiati ,S.Pd ( sekretaris 2)
4. Hj. Noor Aida dan Amirullah (bendahara I dan II )
5.Anggota : Sri Mulyani , S.Pd, Hj. Aisyah. S.Ag, Ridha Isnaniahd. Nani , Yuli Hartati



Jumat, 01 Mei 2009

Komisi X DPR Tak Gembira dengan Hasil UN

JAKARTA - Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) pada tahun ajaran 2009 dinilai tidak memiliki perbedaan signifikan dengan ujian pada tahun lalu. Dengan kata lain tidak ada kemajuan sama sekali.Sejumlah kecurangan juga masih terjadi di berbagai daerah guna mengejar target kelulusan siswa. "Siswa juga terlalu dipaksa mengikuti persiapan ujian, seperti try out, bimbingan belajar dan kegiatan lain," ujar Ketua Komisi X DPR yang membidangi masalah pendidikan, Hery Ahmadi di Jakarta, Jumat (1/5/2009).Hal-hal semacam itu, menurut Hery, justru malah menghilangkan hakikat pendidikan. Kualitas pendidikan dilihat pada proses bukan terhadap hasil. "Bukan kepada hasil hafalan siswa, tapi pada proses pembentukan watak," ujarnya.Hery mengusulkan metode evaluasi pendidikan dikembalikan kepada masing-masing sekolah. Sama seperti model yang telah diterapkan untuk jenjang pendidikan tingkat dasar. "Pada dasarnya DPR tidak mendukung pemerintah dalam penyelenggaraan ujian nasional. Sebaiknya UN diganti seperti ujian akhir nasional yang diberlakukan di SD," ujarnya. (ful)

Kecurangan Ujian SMP di Medan


Kamis, 30 April 2009 17:28 WIB
TEMPO Interaktif, Medan: Komunitas Air Mata Guru (KAMG) menemukan beragam bentuk kecurangan pelaksanaan ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama sejak hari pertama ujian dilaksanakan. Kecurangan direkam dalam video tersembunyi saat siswa memindahkan jawaban yang diterima melalui pesan pendek.Investigasi yang dilakukan komunitas tersebut sejak 2007 hingga 2009, bentuk kecurangan berubah. "Tahun 2007 terjadi di ruang kelas, 2008 setelah ujian guru memperbaiki jawaban, tahun ini terjadi sebelum ujian dilaksanakan," kata Denni Boy Saragih dari KAMG kepada wartawan, Kamis (30/4).Modus kecurangan ujian nasional SMP itu persis serupa dengan kecurangan yang berlangsung di ujian nasional SMA dan setingkatnya. Peserta ujian mendapatkan kunci jawaban melalui pesan singkat telepon genggam lalu dipindahkan ke kertas yang menjadi kopekan.Denni menegaskan, jawaban yang diterima siswa sesuai dengan kunci jawaban soal. "Soal UN SMA (kopian) yang kita dapatkan, jawabannya memang benar," kata Denni. Kecurangan yang terjadi, aku Denni, merupakan perbuatan yang sistematis terjadi di sejumlah sekolah, terutama sekolah favorit.Untuk ujian nasional SMP, KAMG menginvestigasi 19 sekolah di Kota Medan, sembilan SMP negeri, dan enam SMP swasta terkategori sekolah favorit. "Siswa datang lebih pagi lalu memindahkan kunci jawaban ke kertas kopekan," kata Denni seraya menunjukkan rekaman video saat siswa memindahkan kunci jawaban.Investigas juga mengungkapkan adanya kesengajaan dan keterlibatan pihak sekolah untuk membocorkan jawaban soal. "Di salah satu SMP swasta, kepala sekolah memberikan instruksi kepada guru," ungkap Denni.Keterangan dari siswa juga mengungkap adanya bisnis terselubung dalam pembocoran kunci jawaban. "Harga untuk jawaban empat mata pelajaran dijual berkisar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta," aku Denni.Ke 16 rekaman bentuk kecurangan dan kertas kopekan yang ditemukan dalam kelas ujian, akan diserahkan kepada Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin. "Bukti-bukti ini akan kita serahkan kepada Gubernur," ucap Denni. Menurutnya, kecurangan terjadi sebab tingkat kelulusan hasil try out baik SMP dan SMA hanya 40 persen.Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Hasan Basri, membantah adanya kecurangan. "Secara prosedural dan inspeksi Dirjen Pengawas Pendidikan, UN berlangsung lancar," kata Hasan saat dikonfirmasi Tempo.Ia enggan mengomentari soal temuan KAMG yang direkam dalam bentuk video. "Kita belum ada terima. Kalau diterima, kita akan pelajari dulu," tegasnya. Soal hasil try out, Hasan menegaskan, bahwa hasil itu tidak menjadi pegangan. "Tidak perlu hasil try out. Hasilnya ya UN ini," katanya.